ABSTRAK
Makalah
ini akan menjelaskan beberapa alternatif konsep jaringan komputer
maupun implementasi yang ada di Indonesia. Konsep / pandangan yang
dikembangkan disini tidak terbatas pada sudut pandang teknologi tetapi
juga aspek sosial-ekonomi khususnya pada strategi penerapan sebuah
teknologi ke masyarakat yang bertumpu pada inisiatif masyarakat itu
sendiri secara mandiri sehingga memungkinkan untuk membangun Indonesia
dari bawah. Dunia pendidikan dan penelitian umumnya menggunakan
teknologi packet radio karena biaya operasional yang sangat murah. Akan
di bahas pula berbagai pemikiran, konsep & akumulasi pengalaman dari
beberapa lembaga / institusi / peneliti dalam lingkungan Institut
Teknologi Bandung (ITB) selama lebih dari lima tahun belakangan dalam
mengembangan sebuah sistem informasi berbasis jaringan komputer bertumpu
pada media komunikasi radio untuk hubungan jarak jauh. Secara lebih
rinci akan diketengahkan beberapa alternatif teknologi paket radio yang
digunakan beserta laporan berbagai usaha yang saat ini berjalan, baik
untuk membuat sendiri peralatan yang dibutuhkan seperti modem 1200bps,
perangkat 56Kbps, transverter maupun experimen untuk hubungan ke luar
negeri melalui polar orbit satellite maupun geostasionary satellite.
Keseluruhan konsep yang dikembangkan bertujuan untuk menumpu
perkembangan sebuah sistem informasi nasional secara mandiri dan
berkesinambungan (sustainable).
PENDAHULUAN
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu prioritas yang penting dan strategis
dalam PJP II. Keberhasilan pengembangkan SDM seperti yang dicanangkan dalam GBHN hanya mungkin
terlaksana jika ditunjang sebuah sistem informasi yang dapat di akses dan di dukung keberadaannya
oleh SDM ybs. Sistem informasi tsb. dapat meliputi integrasi berbagai perpustakaan, jurnal ilmiah, majalah ilmiah
dan media elektronik. Dengan pesatnya perkembangan dunia komputer, keberadaan sebuah sistem informasi
elektronik berbasis komputer / jaringan komputer yang mengkaitkan berbagai perguruan tinggi dan lembaga
penelitian di Indonesia sifatnya sangat stategis dalam menumpu perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi
Indonesia [1][2][3][4].
Dalam era globalisasi dan komputerisasi, sistem informasi elektronik tidak hanya memegang peranan
yang sangat strategis dalam membentuk SDM akan tetapi juga berbagai unsur pembangun. Integrasi berbagai
informasi yang ada dilapangan akan menjadi sangat strategis sekali sifatnya dalam melakukan perencanaan / antisipasi
dan
pengendalian. Hal ini sangat diperlukan untuk melakukan melakukan
justifikasi kebijakan-kebijakan pada tingkat nasional maupun regional.
Tanpa didukung sistem informasi yang integral akan sulit sekali bagi
berbagai unsur pembangun untuk melakukan antisipasi maupun perencanaan
pembangunan untuk jangka panjang [1][2][3][4].
Mengapa
kami memilih jaringan komputer tanpa kabel sebagai topik utama? Mungkin
menarik kita simak trend teknologi komunikasi di tahun 1994 dan
mendatang yang diprediksi oleh IEEE Spectrum [5]. Spectrum melihat
bahwa ternyata untuk Asia (termasuk Indonesia) sistem komunikasi cellular dan radio sangat berkembang pesat.
Hal ini
sangat berbeda dengan perkembangan yang ada di dunia barat. Perkembangan yang pesat dari teknologi komunikasi
cellular dan radio ini dikarenakan kapasitas telepon terpasang di Asia (termasuk Indonesia) sangat tidak memadai permintaan
yang ada [5][6]. Di samping itu, penggunaan radio menjadi menarik dengan dimungkinkannya melakukan integrasi
dengan
ISDN [7]. Hal-hal ini ternyata juga telah memicu terbentuknya jaringan komputer tanpa kabel di dunia perguruan tinggi &
penelitian di Indonesia karena biaya yang dibutuhkan relatif murah dan memungkinkan untuk mengembangan
aringan
secara cepat dengan teknologi yang sederhana dan dapat dibuat sendiri di Indonesia.
Dalam perkembangannya, keberadaan jaringan komputer yang dibangun di perguruan tinggi dan lembaga
enelitian
di Indonesia yang telah beroperasi selama hampir tiga tahun belakangan
ini, yang dikenal dengan sebutan jaringan komputer Paguyuban, ternyata
telah menarik berbagai pihak industri maupun lembaga-lembaga swadaya
masyarakat untuk bergabung. Hal ini secara langsung merupakan langkah
menuju proses link & match yang sering didengungkan belakangan ini [8]. Dengan adanya sarana konferensi elektronik maupun surat elektronik, proses link & match menjadi
sangat efisien sehingga berdampak sangat positif pada penyiapan SDM
yang sangat diperlukan bagi pembangun jangka panjang di Indonesia.
Tulisan ini akan menyoroti jaringan komputer Paguyuban yang sudah beroperasi selama hampir tiga tahun
dan
terus berkembang. Jaringan Paguyuban merupakan sebuah jaringan komputer
non-profit untuk pendidikan dan penelitian yang saat ini sifatnya
informal. Berbagai aspek baik yang sifatnya konseptual dari sudut sistem
informasi maupun strategi implementasi konsep tsb. ke masyarakat akan
dibahas berdampingan dengan aspek teknologi berupa berbagai alternatif
perangkat yang mungkin digunakan maupun diproduksi di Indonesia beserta
kemungkinan menggunakan teknologi packet radio untuk hubungan
internasional maupun integrasi dengan teknologi jaringan
komputer komersial yang beroperasi saat ini.
KEADAAN JARINGAN KOMPUTER PACKET RADIO DI INDONESIA
Tanpa diketahui oleh banyak orang, di Indonesia telah berkembangan sebuah jaringan komputer wilayah
luas yang sebagian besar menggunakan keluarga protokol Transmission Control Protocol / InterNet Protocol (TCP/IP)
an sebagian kecil UUCP (Unix-to-Unix Copy Program) yang telah beroperasi selama hampir tiga tahun [1][2][3].
Umumnya
untuk komunikasi jarak jauh digunakan media komunikasi radio karena
relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan leased line yang ditawarkan
badan komersial. Jaringan ini adalah jaringan komputer informal yang
mempunyai nama "Paguyuban Network" dan mempunyai wilayah operasi
mengkaitkan wilayah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan terus
berkembang. Beberapa usaha yang sistematis sedang dilakukan untuk
membentuk wadah yang lebih formal yang sifatnya assosiasi antar lembaga
yang berfungsi untuk memperjuangkan kepentingan bersama para aktifis
jaringan komputer Paguyuban pada tingkat nasional. Pembentukan wadah
formal harus dipikirkan masak-masak untuk tidak menambah beban birokrasi
yang menghambat perkembangan jaringan komputer Paguyuban ini.
Jaringan
komputer Paguyuban saat ini beroperasi menghubungkan berbagai perguruan
tinggi, seperti, UI, ITB, UGM, ITENAS, STT-Telkom, PEDC; Lembaga
penelitian, seperti, LAPAN, BPPT, LIPI (Bandung & Jakarta);
Lembaga-lembaga negara, seperti, kantor menteri Lingkungan Hidup, kantor
menteri perindustrian, BAPPENAS,
BAKOSURTANAL;
Juga beberapa industri / lembaga komersial, seperti PT. USI/IBM, PT.
Agung Teknik, PT. INTI, PT. LEN Industri dll. Di samping itu, cukup
banyak lembaga / instansi yang sedang menyiapkan sumber daya manusianya
untuk bergabung dalam jaringan komputer Paguyuban ini, antara lain,
UNPAD, STT-SFB, ITI, UII, IKIP Jogya, ITS, UKSW, UNIBRAW, UNHAS,
UNPATTI, UNCEN, UNHALU, IPTN, PUSPITEK Serpong, Univ. Petra Surabaya,
ASPEK dll.
Di samping jaringan yang sifatnya nasional, ada beberapa saluran internasional yang beroperasi, antara lain,
saluran
UUCP melalui PUSILKOM-UI; saluran SKDP ke Aachen University melalui
BPPT (IPTEK-NET); saluran melalui satelit geostasioner ETS-V yang
langsung menghubungkan Lab. Radar EL-ITB ke CRL/NASDA di Jepang;
saluran
melalui VITASAT (satelit berorbit rendah & polar) melalui stasiun
bumi milik Pusat Penelitian Teknologi Transportasi (Prof. Dr. Iskandar
Alisyahbana) yang terletak di Sukabumi / Bogor [1][2]. Untuk jelasnya
mengenai
topologi
jaringan tulang punggung data jarak jauh dari jaringan Paguyuban dapat
di lihat pada gambar (1). Media komunikasi jarak jauh yang digunakan
adalah media komunikasi radio karena media ini memungkinkan untuk
membangun jaringan dalam wilayah luas dengan biaya operasional sekecil mungkin. Sebagian besar peralatan
maupun
perangkat lunaknya sudah mulai dapat diproduksi sendiri di Indonesia.
Bahkan perangkat lunaknya dapat diperoleh secara cuma-cuma (gratis) dari
para aktifis jaringan komputer Paguyuban. Pada operasi sebenarnya,
jaringan tulang punggung ini dihubungkan pada berbagai Local Area
Network (LAN) yang beroperasi di berbagai instansi di dikaitkan.
Sehingga total pemakai jaringan itu sendiri sangat besar.
Gambar 2. Kondisi jaringan komputer menggunakan teknologi packet radio di ITB
Pada saat makalah ini ditulis (May 1994), dalam lingkungan ITB sendiri
sudah cukup banyak unit yang terkait, antara lain, beberapa lab. di
lingkungan EL-ITB, PAU-ME-ITB, TI-ITB, ARC-ITB, HME-ITB, PEDC-ITB,
GAMAIS-SALMAN, PPLH-ITB, PIKSI-ITB, IF-ITB, FI-ITB. Yang saat ini sedang
mempersiapkan diri untuk mengkaitkan diri ke jaringan Paguyuban ini,
antara lain, IDC-ITB, PUSTENA-SALMAN, POLBAN-ITB. Kegiatan pengembangan
yang dilakukan di ITB sifatnya sangat informal dan dimotori secara
langsung oleh staf-staf di PAU Mikroelektronika dan Jurusan Teknik
Elektro ITB. Saat ini kami di ITB telah mencanangkan untuk membuka
server-server informasi yang dapat diakses secara langsung dan cuma-cuma
yang berisi hasil-hasil penelitian yang kami lakukan. Gambaran umum
jaringan komputer di ITB yang umumnya berbasis packet radio
diperlihatkan pada Gambar (2).
|
APLIKASI/KEUNTUNGAN JARINGAN KOMPUTER DIPANDANG DARI SUDUT PRAGMATIS
Pertanyaan yang sering dilontarkan tentang jaringan Paguyuban ini, antara lain adalah - apa keuntungan /
kegunaan utama jaringan ini? Untuk menjawab pertanyaan jenis ini ada baiknya kita membahas sedikit tentang
berbagai "tool" aplikasi yang tersedia dan banyak digunakan dalam jaringan komputer, antara lain:
• Surat elektronik (E-mail),
yang merupakan alternatif aplikasi untuk mengirimkan surat secara
elektronik menggunakan komputer sehingga jauh lebih cepat dan effisien
dibandingkan jasa Pos maupun FAX.
Di samping itu, keberadaan fasilitas surat elektronik dapat mempercepat proses interaksi antar lembaga karena
• Pengiriman / transfer file, fasilitas pengiriman berkas elektronik. Berkas yang dikirim dapat
berupa program-program komputer maupun tulisan dalam format yang digunakan oleh program pemroses kata.
Hal ini sangat membantu dalam mempermudah pekerjaan terutama dalam pengiriman laporan / proposal
maupun
hasil kerja berupa perangkat lunak / disain dalam media elektronik. Di
samping itu, beberapa pusat aktifitas jaringan komputer Paguyuban sedang
menyiapkan pusat data yang cukup besar yang bisa diakses melalui
jaringan komputer, seperti:
m IPTEK-NET - fasilitas data base penelitian di Indonesia.
m PDII LIPI - fasilitas data base.
m PAU Mikroelektronika ITB - CD-ROM dan harddisk 1.2Gbyte.
m PUSILKOM-UI - CD-ROM.
• Diskusi / konferensi elektronik,
merupakan media konferensi yang dapat dilakukan secara terus-menerus
tanpa terikat pada dimensi ruang dan waktu sehingga sangat effektif
untuk penggunaan sebagai media transfer teknologi, pendidikan jarak
jauh, koordinasi antar lembaga, koordinasi pengembangan wilayah yang
melibatkan banyak orang sekaligus yang tersebar dalam wilayah yang
sangat luas. Saat ini ada beberapa diskusi elektronik yang cukup aktif
dijalankan di jaringan komputer Paguyuban, antara lain:
m id.pau.mikro
- merupakan kelompok diskusi para karyasiswa Indonesia di luar negeri
yang mengkhususkan diri pada masalah mikroelektronika & komputer.
m id.net.sysop
- kelompok diskusi elektronik aktifis jaringan komputer Paguyuban
tentang masalah teknologi jaringan komputer maupun koordinasi operasinal
jaringan.
• Fasilitas untuk remote login,
memungkinkan untuk menggunakan mesin-mesin komputer yang berada pada
lokasi yang jauh. Hal ini akan sangat menguntungkan jika diperlukan
akses ke komputer-komputer yang mempunyai spesifikasi khusus yang sangat
jarang di Indonesia. Sebagai gambaran, misalnya BPPT / IPTN mempunyai
super komputer Cray maka para peneliti / pengguna Cray di luar jawa
tidak perlu menghabiskan biaya perjalanan ke Jakarta atau Bandung hanya
untuk menggunakan mesin Cray tsb. Hal ini akan sangat menghemat waktu
maupun biaya.
• Basis data yang terdistribusi,
merupakan program aplikasi yang memungkinkan untuk mengkoordinasikan
basis data yang tersebar diberbagai instansi / komputer sehingga mudah
sekali bagi pengguna jaringan dalam mencari informasi / data.
Keseluruhan proses dijalankan secara otomatis dan transparan bagi
pengguna jaringan, sehingga sangat memudahkan operasi basis data
terdistribusi tsb. Fasilitas ini sedang diaktifkan menggunakan program
Gopher, yang antara lain akan di operasikan di IPTEK-NET (BPPT),
lingkungan ITB, lingkungan PDII-LIPI.
Berdasarkan "tool" yang dijelaskan diatas, dapat diturunkan beberapa aplikasi jaringan komputer Paguyuban
yang saat ini sedang berjalan secara aktif, antara lain:
• Adanya
kecenderungan penggunaan jaringan komputer khususnya yang melibatkan
berbagai instansi / lembaga dalam wilayah yang sangat luas terutama
memudahkan interaksi secara personal dan tidak dibebani
oleh birokrasi yang sering kita dapati diberbagai lembaga / instansi yang ada.
• Adanya
usaha yang sistematis sedang berjalan dengan pesat untuk melakukan
transfer teknologi yang di bantu oleh rekan-rekan karyasiswa Indonesia
yang sedang belajar di luar negeri melalui jaringan komputer InterNet.
• Usaha
yang sistematis dalam membentuk industri kecil / menengah untuk
menunjang penyediaan peralatan maupun SDM bagi pengembangan lebih lanjut
jaringan komputer Paguyuban. Hal ini sangat penting & strategis
terutama untuk melepaskan ketergantungan Paguyuban Network pada
perangkat dari luar negeri.
Adalah
cita-cita kami untuk membangun sebuah jaringan komputer di Indonesia
yang terkait pada InterNet. Saat ini beberapa orang di Indonesia
(termasuk kami) bertindak sebagai koordinator IP address untuk jaringan
komputer TCP/IP di Indonesia. Hal ini nantinya akan memudahkan Indonesia
jika suatu saat nanti jaringan TCP/IP yang ada akan bergabung ke
InterNet. Beberapa alternatif konsep dan strategi penggunaan jaringan
komputer sebagai media pembangunan telah dikemukakan, konsep-konsep ini
kami coba tuangkan dalam beberapa bagian dibawah ini.
KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH/MASYARAKAT BERBASIS SISTEM INFORMASI
Konsep
yang kami pikirkan untuk membangun sistem perekonomian berbasis
jaringan komputer adalah dengan menggunakan informasi semaksimal mungkin
untuk membangun masyarakat atas inisiatif masyarakat itu sendiri yang
bertumpu pada pranata ekonomi yang ada. Pendekatan ini diharapkan agar
dapat menjamin kesinambungan perkembangan sistem maupun perekonomian
tersebut. Konsep ini bertumpu pada pengembangan wilayah yang bertumpu
pada masyarakat itu sendiri. Secara konseptual sistem informasi berbasis
jaringan komputer khususnya yang berkaitan dengan pengembangan wilayah /
masyarakat dapat kita pandang dari dua arah / pendekatan, yaitu:
• Pendekatan struktural.
• Pendekatan fungsional.
Secara
struktur kita dapat melihat sebuah sistem informasi berbasis jaringan
komputer secara berlapis. Lapisan konseptual lapisan sistem informasi
berbasis jaringan komputer dapat dilihat pada gambar (3). Secara umum
dapat kita bagi dalam empat lapisan utama, yaitu:
• Lapisan fisik berupa peralatan komputer yang terkait dalam sebuah jaringan komputer.
• Lapisan perangkat lunak aplikasi penunjang, dapat berupa dBase, spread sheet dll.
• Lapisan aplikasi sistem informasi, seperti Geographics Information System (GIS), Management Information System (MIS).
•
Lapisan konseptual berupa Sistem Informasi Eksekutif (SIE) dan/atau
Expert System (ES) untuk mempercepat proses pengambilan keputusan &
kebijaksanaan.
|
Umumnya
pengambil kebijaksanaan atau praktisi lapangan di Indonesia sudah cukup
mahir untuk menguasai teknik-teknik pada dua lapisan teratas dalam
konsep sistem informasi yang mengkaitkan wilayah luas. Akan tetapi masih
perlu banyak pemikiran / usaha untuk mengintegrasikan kedua lapisan
aplikasi dan konseptual diatas dengan lapisan fisik jaringan komputer
yang memungkinkan efisiensi pengembangan sistem informasi yang meliputi
wilayah luas tanpa perlu terikat secara fisik pada dimensi ruang dan
waktu. Bayangkan bahwa seorang perencana pembangunan, investor, bankir
di Indonesia cukup dengan menekan sebuah tombol komputer dapat langsung
mengetahui kondisi perekonomian dalam wilayah yang luas yang selalu
ter-audit dan di up-date setiap hari. Tentunya hal yang dibayangkan tadi
masih jauh dari kenyataan, akan tetapi beberapa usaha sistematis untuk
melakukan integrasi sistem informasi, seperti, GIS dan MIS, dengan
jaringan komputer sedang dilakukan dengan kerjasama multi-disiplin,
antara lain oleh, PPLH-ITB, Program Study S2 Pembangunan ITB, PAU
Mikroelektronik
Strata
informasi perlu diperhatikan secara seksama dalam implementasi konsep
ini. Ada informasi-informasi tingkat lokal yang sifatnya operasional
yang tidak terlalu berpengaruh pada kebijaksanaan tingkat regional
maupun nasional. Jadi topologi fisik jaringan perlu dipikirkan untuk
disesuaikan dengan strata informasi yang dibutuhkan. Pada umumnya,
kepadatan arus informasi akan cukup padat pada strata lokal, pada
tingkat yang lebih tinggi arus informasi relatif lebih rendah
dibandingkan tingkat yang dibawahnya karena adanya proses filtering terhadap
informasi tingkat lokal sehingga hanya informasi-informasi yang sangat
berpengaruh terhadap kebijaksanaan tingkat regional / nasional yang
perlu ditransmisikan pada jaringan tulang punggung tingkat regional /
nasional. Strata informasi ini dapat dilihat sebagai sebuah segitiga
informasi pada gambar (4). Untuk lebih membumikan konsep di atas, ada
baiknya dibahas secara lebih rinci contoh aplikasi lapangan yang sedang
berjalan saat ini.
Aplikasi
jaringan komputer yang akan diketengahkan pada kesempatan ini adalah
konsep penggunaan jaringan komputer untuk mengkaitkan sistem koperasi
untuk menumpu sistem perekonomian. Pada kesempatan ini, kami akan
mencoba mengangkat tujuan / fungsi sebuah sistem informasi untuk
mencapai pemerataan pendapatan dalam sebuah masyarakat [9]. Kondisi ini
mungkin dicapai dengan menyempitkan berbagai jurang sosial-ekonomi yang
ada, seperti yang tampak dengan jelas saat ini adanya perbedaan tingkat
sosial, ekonomi maupun pendidikan antar wilayah di Indonesia. Sayangnya,
acuan keberhasilan pembangunan yang umum dipakai, seperti GNP, sifatnya
sangat global yang akhirnya cenderung untuk mengadopsi berbagai
kebijaksanaan yang bersifat memaksimalkan hasil produksi dan pemasaran
secara nasional. Hal tsb. diatas secara tidak langsung menyembunyikan
berbagai permasalahan sosial-ekonomi pada tingkat keluarga, wilayah
maupun sektor informal. Pada kesempatan ini kami mencoba membahas sebuah
pemikiran untuk mengaplikasikan jaringan komputer / sistem informasi
untuk pembangunan masyarakat pedesaan [9]. Konsep ini diharapkan tidak
hanya mengacu para referensi-referensi global seperti GNP tetapi juga
pada refensi-referensi lokal pada tingkat keluarga yang dibantu dengan
adanya informasi yang direkam oleh keberadaan jaringan komputer.
Tentunya pemikiran ini tidak hanya terbatas pada pengembangan pedesaan
tapi dapat ditranslasikan pada penggunaan lainnya seperti pembangunan
industri kecil / menengah maupun SDM pada tingkat D1-D3. Konsep ini
pengembangan wilayah pedesaan berbasis sistem informasi yang
ditumpangkan pada jaringan pra-koreasi simpan-pinjam sedang dalam proses
implementasi di daerah Jasinga, Jawa Barat dengan dimotori oleh Prof.
Hasan Poerbo, PPLH-ITB.
Bagaimana
kemungkinan implementasi konsep diatas? Dua hal yang cukup menentukan
dalam implementasi konsep diatas, yaitu:
• pembiayaan proses yang berjalan
• pemilihan teknologi informasi yang tepat
Institusi
ekonomi tingkat pedesaan seperti pra-koperasi simpan pinjam mempunyai
potensi yang cukup besar dalam mengatasi berbagai permasalahan ekonomi
regional yang ada. Agar sistem (jaringan informasi untuk pengembangan
wilayah pedesaan) tidak tergantung dari atas, pembiayaan sistem yang
disarankan dapat langsung diperoleh dari assosiasi pra-koperasi itu
sendiri dengan memakai "bunga" pinjaman sebagai modal. Tentunya
dibutuhkan jumlah anggota minimal dalam pra-koperasi ini (misalnya 25
kepala keluarga) agar dapat tetap hidup tanpa perlu bantuan dari luar.
Sebuah assosiasi pra-koperasi dengan anggota 20-30 pra-koperasi cukup
mudah menyediakan dana sebesar 4-6 juta rupiah per-tahun untuk membiayai
sistem informasi antar pra-koperasi.
Pemilihan
teknologi informasi sangat tergantung pada kondisi masyarakat yang ada.
Kondisi pedesaan yang ada tampaknya tidak memungkinkan untuk
menggunakan komputer mikro (laptop) di tingkat pra-koperasi. Akan tetapi
cukup mudah bagi kita untuk mendidik lulusan sekolah menengah di
pedesaan untuk mengoperasikan sebuah komputer laptop. Sebuah komputer
laptop dapat diperoleh dengan dana sebesar 1.5-2 juta rupiah, sisa dana
dapat digunakan untuk biaya operasi bagi operator tamatan sekolah
menengah ini untuk berkeliling ke pra-koperasi serta mengumpulkan data
setiap bulan. Dalam assosiasi pra-koperasi tingkat kecamatan atau
kabupaten jaringan informasi dapat dilakukan dengan menggunakan
teknologi yang relatif lebih canggih seperti menggunakan teknologi
jaringan komputer menggunakan radio (paket radio) [10][11].
Bayangkan
apa yang mungkin kita peroleh dengan mengkaitkan dengan informasi yang
ada pada proses simpan pinjam pada institusi ekonomi tingkat pedesaan
seperti pra-koperasi simpan pinjam, misalnya:
• Informasi
yang ada dapat berupa penghasilan yang diperoleh (misalnya dari hasil
bumi), keadaan sumber penghasilan anggota pra-koperasi dll. Dengan
menggabungkan informasi yang ada dari berbagai pra-koperasi di suatu
wilayah, keadaan wilayah dapat ditela'ah. Informasi ini akan sangat
berguna bagi pengambilan keputusan-keputusan untuk mengembangkan wilayah
yang dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi maupun untuk menarik
investasi dari luar ke dalam suatu wilayah (dalam hal ini wilayah
pedesaan).
• Pola
penggunaan sumber daya lokal. Pola ini dapat digunakan untuk melakukan
prediksi sederhana, misalnya, menggunakan teknik-teknik regresi yang
dikaitkan dengan pemrograman linier. Bertumpu pada data pra-koperasi
yang terintegrasi dan teraudit dengan baik, prediksi dapat dilakukan
untuk banyak hal, seperti:
m Estimasi tingkat bunga yang cukup aman untuk melakukan investasi yang menguntungkan semua pihak.
m Pola perilaku masyarakat dalam menggunakan sumber daya lokal maupunm dalam melakukan operasi ekonomi.
m Alokasi
dana pada tingkat keluarga dan wilayah. Konsep pengembangan wilayah
yang kami pikirkan bertumpu pada pengkaitan informasi dalam sistem
pra-koperasi simpan-pinjam. Informasi khususnya tentang peri-kehidupan
ekonomi anggota koperasi dapat secara tidak langsung dicerminkan dari
kegiatan simpan pinjam yang dilakukan.
m Study
pola investasi yang terbaik yang mungkin dilakukan pada suatu wilayah
yang disesuaikan dengan kemampuan masyarakat maupun sumber daya yang ada
pada wilayah tersebut.
• Di
tinjau dari sumber pinjaman. Bank melalui jaringan komputer dapat
melayani jaringan assosiasi pra-koperasi tingkat pertama, dengan performance collateral yang
didasarkan atas informasi dari komputer laptop yang di-audit. Jika
diperlukan, audit ditingkat pra-koperasi dapat juga dilakukan secara
acak tetapi periodik. Pinjaman diberikan pada asosiasi, yang kemudian
menyalurkannya pada anggota atas dasar tanggungan sambung-renteng.
• Tapi sumber pinjaman tidak hanya bank, melainkan dari interlending di
tingkat asosiasi pertama dan kedua, jika ada mungkin asosiasi tingkat
ke tiga dst. Bank juga akan memberikan pinjaman pada tingkat-2 yang
bersangkutan menurut besarnya asosiasi. Hal ini dapat merupakan
investasi yang bertingkat, semakin tinggi asosiasinya, semakin besar
dana yang dapat dipinjam. Jadi sesuai dengan konsep PIR yang terbalik,
seluruh proses dikendalikan dari bawah (bottom-up approach). Implikasi konsep ini adalah untuk mengadakan integrasi ekonomi lokal pada ekonomi regional, pemerataan, dsb.
• Arus informasi juga dapat berbalik, dibawa oleh komputer laptop dari atas ke bawah, misalnya:
m Informasi
pasaran komoditi yang tentunya sangat menguntungkan bagi masyarakat
pedesaan yang memungkinkan mereka untuk mengakses langsung pasar
komoditi dan dapat memilih sendiri harga yang paling menguntungkan bagi
masyarakat itu sendiri.
m Peraturan-peraturan
yang ada, bahkan mungkin dilakukan interaksi antara pihak pembuat
peraturan dengan masyarakat itu sendiri agar diperoleh keuntungan
sebesar-besarnya bagi masyarakat tersebut.
m Berbagai
teknologi tepat-guna yang akan sangat berguna bagi proses pembangunan
fisik di pedesaan. Yang penting untuk dipahami adalah kemungkinan untuk
melakukan interaksi secara aktif dengan para ahli di luar daerah
pedesaan yang diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan proses
implementasi teknologi tepat guna tersebut.
m Dakwah
m Informasi mengenai masalah organisasi dan manajemen.
Tentunya
masih banyak lagi informasi yang mungkin mengalir dari atas. Yang
penting disini adalah pengembangan fungsi yang sangat strategis: Technical & Management Service Organization,
dimana operator laptop merupakan perantara anggota pra-koperasi dengan
para ahli dan dunia luar. Operator laptop ini yang mengumpulkan
pertanyaan-pertanyaan, dimasukan dalam komputer laptop dan jawaban dari
tenaga ahli diluar disampaikan tertulis melalui komputer laptop.
Ditambah dengan program radio dan koran masuk desa, bukan mustahil akan
terjadi revolusi informasi di pedesaan.
• Sistem
jaringan informasi pra-koperasi ini dapat pula dihubungkan dengan
pembangunan wilayah yang didasarkan atas mobilisasi sumberdaya lokal,
yang dipertemukan dengan sumberdaya luar yang terkendalikan dari bawah.
Atau setidaknya, yang dari bawah terorganisasikan untuk mengadakan collective bargaining,
ditunjang oleh informasi yang meyakinkan dengan kekuatan moneter yang
ter-audit dengan baik. Secara keseluruhan sistem yang dikembangkan dapat
melakukan interfacing dengan sistem pembangunan / perencanaan
pembangunan nasional dengan kontrol yang lebih ketat dari bawah maupun
atas sehingga dapat diharapkan hasil yang diperoleh akan lebih memuaskan
banyak pihak khususnya masyarakat pedesaan.
• Selanjutnya,
mari kita telaah sistem yang dikembangkan sebagai sistem kebijaksanaan
yang sifatnya nasional. Sistem yang kami pikirkan berbeda dengan sistem
koperasi konvensional yang kita kenal, dimana informasi yang ada umumnya
terbelenggu pada tingkat pra-koperasi / koperasi dan relatif tertutup
bagi sistem diatasnya. Dapat dibayangkan, dalam sistem ini kita
mendapatkan GIS (Geographic Information System)
secara gratis sebagai hasil sampingan. Caranya dengan memasukkan setiap
bulan tambahan satu atau dua variabel ke dalam komputer, pada saat
melayani anggota pra-koperasi. Integrasi GIS dengan jaringan komputer
radio memungkinkan untuk memperoleh data informasi yang akurat dalam
waktu singkat yang memudahkan proses perencanaan pembangunan. Hal ini
dimungkinkan karena adanya partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan self-survey GIS.
Dengan adanya aktifitas penelitian di PPLH-ITB dalam melakukan mapping menggunakan teknologi small format areal photopgraphy yang relatif murah dapat kita bayangkan bahwa GIS yang dikembangkan mungkin dapat juga meliputi Land Information System (LIS)
yang sifatnya strategis. Masalah transmisi data berjumlah besar yang
dibutuhkan dalam GIS dan LIS sebetulnya tidak menjadi masalah yang cukup
menghambat apalagi dengan dikembangkannya sistem packet radio kecepatan
tinggi yang akan diketengahkan di akhir tulisan ini.
Gambaran
konseptual dari pemikiran ini diperlihatkan pada Gambar (5). Konsep
pengembangan wilayah berbasis sistem informasi atas inisiatif masyarakat
itu sendiri saat ini sedang dalam tahap implementasi oleh kelompok yang
dipimpin oleh Prof. Hasan Poerbo, PPLH-ITB di daerah Jasinga (Antara
Bogor dan Banten). Sifat penelitian adalah Partisipatory Action Research
yang didukung oleh Canadian International Development Agency (CIDA) dan
World Bank.
Tentunya
untuk merealisasikan konsep ini perlu dijustifikasi dengan usaha-usaha
sistematis dalam melakukan dukungan teknis peralatan yang digunakan.
Usaha untuk membangun industri penunjang maupun penguasaan teknologi
yang diperlukan akan dijelaskan secara lebih rinci pada bagian
selanjutnya.
KONSEP ORGANIZED DEMAND CREATED SUPPLY
Selanjutnya,
kami akan mencoba menganalisa langkah / strategi / konsep yang secara
tidak tertulis telah dijalankan dalam mengimplementasikan teknologi
jaringan komputer packet radio ke masyarakat. Secara konseptual proses
implementasi teknologi jaringan komputer ke masyarakat lebih mendekati
pendekatan secara demand yang bertumpu pada inisiatif masyarakat itu sendiri untuk menyediakan supply peralatan maupun instalasi yang dibutuhkan. Konsep ini mendekati sebuah konsep organized demand created supply yang
mempunyai effek yang sangat effektif dalam menjaga kesinambungan proses
perkembangan jaringan komputer yang dibangun. Secara umum dalam proses
pengembangan jaringan komputer Paguyuban ini ada tiga buah unsur pokok
yang penting, yaitu [4][12]:
• Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
• Penguasaan/pengembangan/penyebaran ilmu pengetahuan.
• Pembentukan pra-sarana logistik/industri penunjang.
Dari
ketiga unsur diatas, kemampuan dan motivasi SDM merupakan kunci utama
keberhasilan seluruh program yang ada. SDM ini dapat kita pandang dari
sudut demand maupun supply. Tentunya kemampuan untuk melakukan
perkembangan secara berkesinambungan akan dapat dijamin jika sisi demand
dapat secara mandiri menumpu sisi supply yang diperlukan olehnya.
Konsep ini dikenal sebagai organized demand created supply yang
ditujukan untuk membangun secara mandiri tanpa banyak tergantung dari
luar. Barangkali mirip dengan pepatah Cina agar "memberikan kail
daripada ikan". Beberapa asumsi dasar yang mendekati sebagian besar
kondisi lapangan yang ada, adalah:
• Tidak
ada sumber daya manusia yang betul-betul ahli dalam masalah praktis
jaringan komputer (baik dari segi perangkat keras, perangkat lunak
maupun manajemen).
• Tidak
ada industri penunjang untuk memperoleh perangkat keras / perangkat
lunak untuk keperluan jaringan yang dibutuhkan (diproduksi) di dalam
negeri.
• Harga
perangkat komputer mikro (PC) di pasaran Indonesia dapat terjangkau
oleh sebagian besar institusi/organisasi peserta jaringan.
• Umumnya tidak disediakan dana khusus di lembaga-lembaga di Indonesia untuk keperluan pengembangan jaringan komputer.
• Teknologi
paket radio akan digunakan sebagai tumpuan utama untuk mebangun
jaringan komputer di Indonesia karena sifatnya yang sederhana dan
sangat decentralized sehingga bisa mematahkan monopoli sehingga memungkinkan untuk bottom-up development.
• Sedapat
mungkin mendayagunakan semaksimal mungkin sumber daya (manusia &
peralatan) yang sudah ada di lembaga/institusi tersebut.
Beberapa konsekuensi dan hal-hal yang perlu dipikirkan dengan adanya asumsi di atas adalah:
• Titik
berat strategi ini diharapkan untuk mengarah pada strategi-strategi
untuk mengembangkan kemampuan & motivasi SDM di Indonesia.
• Sedapat
mungkin mendayagunakan prasarana & kemampuan yang sudah ada.
Kemampuan lobbying akan menjadi penting untuk mengintegrasikan prasarana
/ kemampuan yang ada & tersebar dibanyak instansi/organisasi
menjadi satu kesatuan.
• Usaha
yang sistematis dalam menyakinkan para birokrat & politisi
ditingkat pusat tentang potensi yang ada pada konsep jaringan komputer
berbasis teknologi packet radio.
• Sedapat
mungkin melakukan lobby-lobby tingkat internasional maupun nasional
(mis. melalui konperensi internasional) untuk memperoleh dukungan/dana
yang tidak mengikat dari lembaga/industri (contoh: UNDP, CIDA, IDRC,
JSPS, VITA, dll). Ini penting untuk melepaskan diri dari ketergantungan
pada satu sumber dana untuk menjamin kelangsungan pembangunan.
Beberapa tujuan jangka pendek yang ingin dicapai dari strategi yang akan digunakan ini adalah:
• Membentuk
dasar-dasar untuk membangun jaringan komputer di Indonesia yang
sustainable (berlanjut) dan self-financing. Kemampuan dan motivasi dari
sumber daya manusia yang tersedia akan menjadi tumpuan utama dari
perkembangan ini (bukan kecanggihan peralatan yang digunakan).
• Membentuk dasar untuk pengembangan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menumpu perkembangan jaringan.
• Melakukan
reverse engineering (dari perangkat yang tersedia di public domain)
dengan SDM yang ada untuk memperoleh pengalaman.
• Mencari alternatif perangkat keras/perangkat lunak/pra-sarana komunikasi yang akan dipakai.
• Memberikan
dasar-dasar untuk membangun dari bawah bagi industri kecil/industri
rumah yang dibutuhkan untuk menumpu perangkat keras/perangkat lunak yang
dibutuhkan untuk pengembangan jaringan.
• Mencari
alternatif strategi/jalan untuk melepaskan diri dari
ikatan/ketergantungan yang mungkin akan menghambat perkembangan
jaringan.
Mari
kita lihat lebih lanjut beberapa sumber daya yang sudah ada dan mungkin
digunakan/ dikembangkan lebih lanjut untuk membangun jaringan komputer
menggunakan radio di Indonesia.
• Jaringan
komputer Paguyuban sebagai lembaga informal dapat menjadi lembaga
pendamping masyarakat dalam mendorong terbentuknya jaringan komputer
selama ini & dimasa mendatang.
• Perangkat lunak NOS (+ source code + executable)
yang ada di amatir radio dapat diperoleh secara cuma-cuma untuk
keperluan pendidikan & penelitian (untuk komersial sifatnya
shareware $50) [13].
• Rancangan
beberapa perangkat keras di amatir radio dapat diperoleh di public
domain untuk keperluan non-komersial (seperti SCC-card).
• Paling
tidak dua perguruan tinggi utama di Indonesia ITB & UI dapat
menjadi sarana untuk mengembangkan SDM (program S1/S2/S3) untuk menumpu
pengembangan jaringan komputer.
STRATEGI MEMBANGUN INDUSTRI KECIL / MENENGAH PENUNJANG.
Industri
kecil / menengah sangat menarik untuk menjadi tumpuan dari perkembangan
jaringan komputer Paguyuban terutama jika kita kaitkan dengan konsep organized demand created supply diatas. Ada beberapa sifat yang menarik dari industri kecil / menengah:
• Industri
kecil / menengah mempunyai potensi untuk dibina kedalam sebuah sistem
sub-contracting secara kooperative sehingga mengurangi beban yang ada di
industri besar.
• Gross
capital employed / fixed capital stock yang lebih tinggi daripada
industri besar yang berarti perputaran modal industri kecil yang lebih
cepat daripada industri besar.
• Gross
profit ratio industri kecil umumnya lebih besar daripada industri
besar. Bahkan bukan mustahil perbedaan upah pekerja industri kecil dan
industri besar dapat dipersempit seperti halnya yang terjadi di Jepang.
• Industri
kecil / menengah mempunyai sifat yang tidak dapat dengan mudah di
monopoli. Di samping itu, industri ini yang merupakan tumpuan langsung
bagi kehidupan rakyat kecil di Indonesia.
• Cukup
banyak amatir radio yang bergerak secara informal di industri
per-radio-an. Hal ini merupakan SDM yang tidak bisa dikesampingkan.
• Proses
pembentukan industri kecil / menengah lebih banyak ditentukan oleh
manusia-nya yang akan memproduksi alat / barang bukan semata-mata oleh
struktural peraturan pemerintah / dana.
Beberapa
kekuatan dan sumber daya yang sudah ada dan mungkin dikembangkan dan
diminta bantuannya untuk mendukung pengembangan jaringan komputer
menggunakan radio adalah:
• Departemen
Koperasi dan industri kecil di Indonesia harusnya sudah cukup banyak
berkecimpung dalam bidang ini. Insya Allah, hal ini dapat merupakan
sumber daya yang cukup bisa di andalkan.
• Ada
beberapa NGO/LSM yang bergerak di Industri kecil, seperti PUPUK dan
Yayasan Mandiri, yang umumnya dimotori oleh para alumni ITB.
• Ada kelompok peneliti/NGO yang bergerak dibidang teknologi tepat guna, seperti:
m Pusat Penelitian Teknologi (DTC).
m Pusat Penelitian Transportasi (Pak Iskandar Alisyahbana).
• Kelompok peneliti yang bergerak di bidang telnologi elektronika/mikroelektronika, seperti,
m PAU mikroelektronika ITB.
m Lab. Radar, Jurusan Teknik Elektro, ITB
• Industri
kecil / menengah elektronika di Indonesia cukup cukup berkembang,
misalnya, di Bandung yang bertumpu pada pasar Cikapundung dan di
Jakarta, yang lebih bersifat komersial / konglomerat di Glodok.
Secara
umum kita dapat menggunakan konsep organisasi matrix dalam sekala besar
yang mengkaitkan antara lembaga-lembaga yang menjadi sumber pengetahuan
seperti perguruan tinggi & LSM dengan industri-industri kecil
sebagai muara dari teknologi. Integrasi dan pembinaan dapat dilakukan
secara effisien menggunakan jaringan komputer yang ada.
Yang
mungkin menarik untuk disimak, kebanyakan NGO/LSM yang ada umumnya
dimotori oleh orang-orang yang cukup idealis dan berdedikasi (walaupun
kadang-kadang cara berfikirnya tidak sama dengan instansi pemerintahan).
Hal ini perlu dilihat dari sudut positif terutama dalam melihat
alternatif-alternatif yang kemungkinan lebih effisien dan strategis
untuk dapat berjalan tanpa perlu bergantung banyak dari perintah dari
atas.
KELEMBAGAAN JARINGAN KOMPUTER DI INDONESIA.
Untuk
menunjang perkembangan jaringan komputer tentunya diperlukan semacam
badan koordinasi (baik sifatnya formal maupun informal) yang
memungkinkan untuk melakukan manajemen jaringan. Pemikiran telah
dilakukan untuk membentuk sebuah lembaga yang bertugas menunjang operasi
dan pengembangan jaringan. Tujuannya adalah memberikan dasar-dasar bagi
lembaga pendukung jaringan komputer yang menitik beratkan pada
kerjasama antara para pemakai jaringan untuk mendukung operasi jaringan.
Adapun bentuk lembaga tidak penting, yang penting sifatnya harus dapat
memungkinkan bagi para anggota untuk tetap bergerak & bekerjasama
tanpa paksaan/ikatan. Asumsi yang digunakan:
• Sebuah kelembagaan hanya mungkin terbentuk jika didasari oleh rasa memiliki & membutuhkan dari anggotanya.
• Sebuah lembaga harus dapat melindungi & memperjuangkan kepentingan anggotanya khususnya pada tingkat nasional.
• Sebuah
kelembagaan jaringan komputer harus dibuat sedemikian rupa agar
mekanisme operasinya tidak menambah beban birokrasi pada perkembangan
jaringan komputer Paguyuban.
Jika hal diatas tidak dapat dipenuhi sebaiknya lembaga jaringan komputer ini untuk sementara tidak dilembagakan secara formal.
Beberapa
kekuatan yang sudah ada saat ini dan mungkin dikembangkan lebih lanjut
untuk menunjang perkembangan jaringan adalah:
• Paguyuban
TCP/IP sebagai lembaga informal yang saat ini aktif bergerak membangun
jaringan komputer di perguruan tinggi & lembaga penelitian.
• Amatir
radio - sebetulnya merupakan salah satu kekuatan yang ada di Indonesia.
Apakah mungkin para-birokrat di amatir radio dilibatkan disini? di
samping banyak konstrain yang mengikat para operator amatir radio untuk
melakukan relay berita.
• Banyak perusahaan/industri yang mempunyai jaringan komputer sendiri yang terkait dengan induk-nya di luar negeri.
Beberapa langkah strategis yang mungkin diambil dalam program jangka pendek:
• Paguyuban
TCP/IP tampaknya akan merupakan awal sebuah lembaga jaringan komputer
di Indonesia. Gerakan tidak perlu dilakukan secara drastis untuk merubah
sifat paguyuban yang ada saat ini.
• Langkah awal ke arah terbentuknya lembaga jaringan komputer adalah manajemen / pengorganisasian keuangan untuk:
m sharing resources yang ada (terutama untuk telepon interlokal ke luar negeri).
m pengembangan jaringan (misalnya untuk mendirikan IP-switches, menaikan kecepatan, memperbaiki perangkat keras dll).
• Langkah
selanjutnya adalah lobbying dengan berbagai
instansi/NGO/LSM/perusahaan/ industri tentang kemungkinan penggabungan
jaringan yang ada. Ini penting sekali sifatnya terutama ditinjau dari
keberuntungan yang diperoleh bagi semua pihak yang terlibat. Dari sudut
pembentukan sumber daya manusia di perguruan tinggi, contohnya:
m mahasiswa/dosen
akan lebih mudah berinteraksi dengan industri & membuka wawasan
pemikiran tentang masalah yang terjadi di Industri.
m Industri/instansi
dapat memberikan masukan-masukan bagi perguruan tinggi tentang
kebutuhan yang ada (baik sumber daya manusia / teknologi).
Menurut
pandangan penulis, tampaknya bentuk kelembagaan yang paling mendekati
sempurna untuk keperluan ini ada tiga macam, yaitu:
• Koperasi
jaringan komputer: yang sifatnya non-profit & bertumpu pada
kebutuhan dari anggota untuk anggota lainnya.
• Lembaga
Swadaya Masyarakat bidang Teknologi jaringan komputer: yang fungsinya
adalah mendampingi masyarakat / lembaga / instansi yang ingin bergabung
ke jaringan.
• Lembaga
yang sifatnya "pusat" barangkali lebih merupakan assosiasi dari
berbagai lembaga yang tergabung dalam jaringan komputer. Sebaiknya
diketuai oleh semacam board of director yang berfungsi sebagai steering committee dan
sebagian besar kekuasaan tetap berada pada tangan anggota supaya tidak
menambah beban birokrasi dalam jaringan yang nantinya mempersulit
perkembangan jaringan.
Keberadaan ketiga jenis lembaga ini sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup jaringan komputer Paguyuban.
ARSITEKTUR JARINGAN KOMPUTER
Gambar 6. Arsitektur Jaringan Komputer TCP/IP
Pada
gambar (6) diperlihatkan arsitektur jaringan komputer yang sering di
asosiasikan dengan jaringan komputer TCP/IP. Ada baiknya kita membahas
sedikit tentang arsitektur jaringan ini sebelum nantinya membahas lebih
lanjut berbagai masalah yang sifatnya praktis dalam pengembangan /
pemilihan teknologi jaringan komputer. Umumnya arsitektur yang kita
kenal dikuliah berbasis OSI/ISO, untuk melihat perbedaan yang ada akan
dicoba untuk membahas secara lebih rinci fungsi berbagai unsur
arsitektur jaringan komputer TCP/IP.
|
Arsitektur
jaringan komputer yang sering diassosiasikan dengan jaringan komputer
TCP/IP terdiri atas lima lapisan protokol. Lapisan-lapisan ini adalah
lapisan fisik, lapisan link, lapisan network, lapisan transport dan
terakhir lapisan aplikasi. Arsitektur ini agak berbeda dengan konsep
tujuh lapisan protokol yang sering kita kenal secara teoritis dalam
konsep OSI/ISO [16][17].
Dari kelima lapisan ini hanya physical layer yang merupakan perangkat keras selebihnya merupakan perangkat lunak. Physical layer merupakan
media penghubung untuk mengirimkan informasi digital dari satu komputer
ke komputer lainnya yang secara fisik dapat kita lihat. Berbagai bentuk
perangkat keras telah dikembangkan untuk keperluan ini. Satu
diantaranya yang cukup banyak digunakan untuk keperluan jaringan
komputer lokal (LAN) adalah ARCnet yang dikembangkan oleh Novell. Untuk
keperluan Wide Area Network (WAN)
dapat kita gunakan media radio atau telepon. Dalam makalah ini fokus
akan diberikan terhadap teknologi paket radio sebagai media komunikasi
jarak jauh dalam WAN TCP/IP. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut pada
bagian selanjutnya.
Untuk mengatur hubungan antara dua buah komputer melalui physical layer yang ada digunakan protokol link layer. Pada jaringan paket radio digunakan link layer AX.25
(Amatir X.25) [18][19][20][21] yang merupakan turunan CCITT X.25 [22]
yang juga digunakan pada Sistem Komunikasi Data Paket (SKDP) oleh PT.
INDOSAT dan Perumtel. IEEE telah mengembangkan beberapa standart
protokol untuk LAN [23]. Berdasarkan rekomendasi IEEE pada LAN yang
menggunakan ARCnet (IEEE 802.3) atau Ethernet (IEEE 802.3) digunakan link layer (IEEE 802.2). Pada LAN Token Ring digunakan physical layer (IEEE 802.5). Bentuk lain dari LAN yang kurang dikenal adalah Token Bus (IEEE
802.4). Untuk LAN berkecepatan tinggi juga telah dikembangkan sebuah
standart yang diturunkan dari IEEE 802.3 yang kemudian dikenal sebagai Fiber Data Distributed Interface (FDDI).
Pada
teknologi packet radio yang kami gunakan untuk membangun jaringan
komputer Paguyuban, protokol link AX.25 digunakan. Format protokol AX.25
tampak pada gambar (7) [18]. Maksimum informasi (data) yang dapat
dikirim dalam satu frame dibatasi 255 byte. Pada saat ini telah
dilakukan beberapa perubahan, khususnya untuk pengiriman data kecepatan
tinggi dan aplikasi TCP/IP dimungkinkan untuk mengirimkan lebih dari 255
byte data dalam satu frame. Frame AX.25 dibuka dan ditutup oleh flag
byte yang berisi 01111110. Address field berisi
alamat tujuan, alamat pengirim paket dan stasiun-stasiun yang berfungsi
sebagai relay. Dengan menggunakan stasiun lain sebagai relay, kita
dapat meminta pertolongan dari stasiun lain untuk mengirimkan data ke
tempat tujuan. Hal ini dikenal sebagai konsep digipeater (digital repeater). Pada control field berisi
indentifikasi bentuk frame AX.25 yang dikirim. Apakah frame ini untuk
melakukan koneksi (membuka hubungan komunikasi), koreksi (jika ada frame
AX.25 yang rusak dalam pengiriman), untuk broadcast dan sebagainya. Packet ID (PID)
digunakan untuk memberitahukan jenis data yang dikirim apakah data ini
berbentuk teks, binary atau protokol pada lapisan network. Frame Check Sequence (FCS) digunakan oleh bagian penerima pada proses pendeteksian kesalahan.
Lapisan
protokol network, merupakan tata cara komunikasi connectionless yang
memungkinkan berbagai LAN yang menggunakan media komunikasi yang berbeda
untuk berhubungan satu dengan yang lain. Dalam kategori protokol
network dikenal beberapa keluarga protokol seperti IP (InterNet Protocol) [24], ICMP (InterNet Control Message Protocol) [25], ARP (Address Resolution Protocol) [26] dan RARP (Reverse Address Resolution Protocol).
Gambaran lengkap keluarga protokol yang membangun jaringan komputer
TCP/IP dapat dilihat di gambar (8). Pada kesempatan ini, kami hanya akan
menerangkan secara lebih seksama protokol IP dan TCP yang merupakan
protokol utama dalam jaringan komputer TCP/IP. Adapun rangkuman
spesifikasi mesin-mesin yang terkait ke InterNet terangkum dalam
[27][28].
Gambar 8. Keluarga protokol pembangun arsitektur jaringan komputer TCP/IP
Fungsi
dari InterNet Protokol adalah untuk menyampaikan datagram dari satu
komputer ke komputer lain tanpa tergantung pada media kompunikasi yang
digunakan. Data dan header lapisan transport dipotong
menjadi datagram-datagram yang dapat dibawa oleh IP. Tiap datagram
dilepas dalam jaringan komputer dan akan mencari sendiri secara otomatis
rute yang harus ditempuh ke komputer tujuan. Hal ini dikenal sebagai transmisi connectionless. Dengan kata lain, komputer pengirim datagram sama sekali tidak mengetahui apakah datagram akan sampai atau tidak.
|
Untuk
mengetahui dimana komputer tujuan, setiap komputer dalam jaringan harus
diberikan IP address. IP address harus unik untuk setiap komputer,
tetapi setiap komputer mungkin mempunyai beberapa IP address. IP address
terdiri atas 8 byte data yang mempunyai nilai dari 0-255 yang sering
ditulis dalam bentuk [xx.xx.xx.xx] (xx mempunyai nilai dari 0-255).
Pada
header InterNet Protokol selain IP address dari komputer tujuan dan
komputer pengirim datagram juga terdapat beberapa informasi lainnya.
Informasi ini mencakup jenis dari protokol lapisan transport yang
ditumpangkan diatas IP. Time To Live (TTL)
berapa lama IP dapat hidup didalam jaringan. Hal ini penting artinya
terutama karena IP dilepas di jaringan komputer. Jika karena satu dan
lain hal IP tidak berhasil menemukan alamat tujuan maka dengan adanya
TTL IP akan mati dengan sendirinya. Disamping itu juga tiap IP yang
dikirimkan diberikan identifikasi sehingga bersama-sama dengan IP
address komputer pengirim data dan komputer tujuan tiap IP dalam
jaringan adalah unik. Lembaga yang mengatur IP address adalah Network
Information Center (NIC) di Department of Defence di US yang beralamat
di hostmaster@nic.ddn.mil.
Lapisan
protokol transport menjamin reliabilitas komunikasi antara dua buah
komputer yang terkait dalam jaringan yang luas. Pada lapisan protokol
transport dikenal beberapa keluarga protokol seperti TCP (Transmission
Control Protocol) [29] dan UDP (User Datagram Protocol) [30]. Fungsi
utama TCP adalah untuk mengirimkan data dari satu komputer ke komputer
lain dengan keandalan tinggi. Dalam hal ini TCP juga yang mendeteksi dan
mengoreksi jika ada kesalahan data. Di samping itu, TCP mengatur
seluruh proses koneksi antara satu komputer dengan komputer yang lain
dalam sebuah jaringan komputer.
Berbeda dengan IP yang mengandalkan mekanisme connectionless pada TCP mekanisme hubungan adalah connection oriented.
Dalam hal ini, hubungan secara logik akan dibangun oleh TCP antara satu
komputer dengan komputer yang lain. Dalam waktu yang ditentukan
komputer yang sedang berhubungan harus mengirimkan data atau acknowledge agar
hubungan tetap berlangsung. Jika hal ini tidak sanggup dilakukan maka
dapat diasumsikan bahwa komputer yang sedang berhubungan dengan kita
mengalami gangguan dan hubungan secara logik dapat diputus.
TCP
mengatur multiplexing dari data yang dikirim/diterima oleh sebuah
komputer. Adanya identifikasi pada TCP header memungkinkan multiplexing
dilakukan. Hal ini memungkinkan sebuah komputer melakukan beberapa
hubungan TCP secara logik. Bentuk hubungan adalah full duplex,
hal ini memungkinkan dua buah komputer saling berbicara dalam waktu
bersamaan tanpa harus bergantian menggunakan kanal komunikasi. Untuk
mengatasi saturasi (congestion) pada kanal komunikasi, pada header TCP dilengkapi informasi tentang flow control.
Hal
yang cukup penting untuk dipahami pada TCP adalah nomor port. Nomor
port menentukan servis apa yang dilakukan oleh lapisan diatas TCP.
Nomor-nomor ini telah ditentukan oleh Network Information Center dalam
Request For Comment (RFC) 1010 [31]. Contoh untuk aplikasi File Transfer Protokol (FTP) lapisan protokol transport TCP digunakan nomor port 20 dan masih banyak lagi.
Prinsip kerja dari TCP berdasarkan prinsip client-server. Server adalah program pada komputer yang secara pasif akan mendengarkan (listen)
nomor port yang telah ditentukan pada TCP. Sedang client adalah program
yang secara aktif akan membuka hubungan TCP ke komputer server untuk
meminta servis yang dibutuhkan. Secara sederhana, state diagram kerja
TCP dapat diterangkan sebagai berikut. Client akan secara aktif membuka hubungan (active open) dengan mengirimkan sinyal SYN (state SYN SENT) ke komputer server tujuan. Jika server menerima sinyal SYN maka server yang saat itu berada pada state LISTEN akan mengirimkan sinyal ACK SYN dan ke dua komputer (client & server) akan ke state ESTAB. Jika servis yang dilakukan telah selesai maka client akan mengirimkan sinyal FIN dan komputer client akan berada pada state FIN WAIT sampai sinyal FIN dari server diterima. Pada saat menerima sinyal FIN, server akan ke state CLOSE WAIT hingga hubungan diputus. Akhirnya kedua komputer akan kembali pada state CLOSE.
Banyak
aplikasi yang mungkin dilakukan menggunakan keluarga protokol TCP/IP.
Program aplikasi yang ada umumnya dijalankan diatas lapisan protokol
transport TCP. Aplikasi yang umum dilakukan adalah pengiriman berita
secara elektronik yang dikenal sebagai elektronik mail (e-mail). Untuk
ini dikembangkan sebuah protokol Simple Mail Transfer Protocol (SMTP)
[32]. Aplikasi lainnya adalah remote login ke komputer yang berjauhan.
Hal ini dilakukan dengan menggunakan fasilitas Telnet [33]. Untuk
melakukan file transfer digunakan File Transfer Protocol (FTP) [34] yang
juga dijalankan diatas TCP. Ada pula fasilitas finger untuk melihat
pemakai komputer di mesin yang berjauhan [35]. Dengan semakin rumitnya
jaringan maka manajemen jaringan menjadi penting artinya. Saat ini juga
dikembangkan protokol yang khusus digunakan untuk mengatur jaringan
dengan nama Simple Network Management Protocol (SNMP) [36]. Masih banyak
lagi aplikasi yang dijalankan di atas TCP. Masing-masing aplikasi
mempunyai nomor port yang unik.
Satu
hal yang cukup menarik dengan digunakannya protokol TCP/IP adalah
kemungkinan untuk menyambungkan beberapa jaringan komputer yang
menggunakan media komunikasi berbeda. Dengan kata lain, komputer yang
terhubung pada jaringan yang menggunakan ARCnet, Ethernet, Token Ring,
SKDP, amatir paket radio dll. dapat berbicara satu dengan lainnya tanpa
saling mengetahui bahwa media komunikasi yang digunakan secara fisik
berbeda. Hal ini memungkinkan dengan mudah membentuk Wide Area Network (WAN)
di Indonesia. Sebagai contoh, kami memperlihatkan pada gambar (9)
tingkat kompleksitas jaringan di PAU Mikroelektronika ITB yang
mengintegrasikan LAN Novell dan UNIX dengan WAN packet radio,
keseluruhan sistem transparan bagi pemakai jaringan.
Perangkat
lunak yang digunakan untuk jaringan komputer TCP/IP juga beragam sekali
mulai dari yang sifatnya komersial, seperti, SCO Unix, AIX, HP-UX,
BSD386, window NT dll sampai perangkat lunak yang tersedia secara public domain (cuma-cuma) bahkan sebagian tersedia dengan source code-nya,
seperti, Network Operating System (NOS) yang saat ini merupakan salah
satu perangkat lunak utama yang digunakan di jaringan komputer
Paguyuban, 386BSD (untuk BSD 3.4 di komputer mikro), Linux yang
merupakan variasi Unix di PC.
Berakar
pada keterangan sekilas dari arsitektur jaringan komputer ini, kami
akan mencoba membahas alternatif teknologi jaringan komputer dan
persiapan yang perlu dilakukan untuk membangun jaringan komputer.
Penekanan akan dilakukan pada teknologi yang tersedia di Indonesia.
Beberapa teknologi bahkan tersedia secara cuma-cuma.
ALTERNATIF TEKNOLOGI JARINGAN KOMPUTER
Pada
kesempatan selanjutnya ini, beberapa alternatif teknologi jaringan
komputer akan di bahas secara garis besar. Hal ini dapat dilihat dari
beberapa sudut, antara lain:
• Jarak jangkau jaringan komputer. Hal ini sering berkaitan dengan kecepatan dan jenis media komunikasi yang digunakan.
• Fleksibilitas tata-cara komunikasi (protokol) yang digunakan. Apakah protokol yang digunakan bergantung pada jenis komputer yang digunakan?
Pada
kesempatan ini, kami akan mencoba memfokuskan pada teknologi jaringan
komputer untuk komputer mikro (PC) yang relatif cukup murah dan sangat
mudah memperolehnya di Indonesia. Kami akan membahas dari sudut
jangkauan wilayah tempat jaringan komputer tsb. dioperasikan, yaitu:
• Local Area Network (LAN) umumnya berada dalam satu ruangan atau dalam satu gedung.
• Wide Area Network (WAN). Dalam skala kota, sering dikenal dengan sebutan Metropolitan Area Network (MAN).
LOCAL AREA NETWORK
Pada LAN, umumnya menggunakan kecepatan tinggi 10-100Mbps.
• Alternatif saluran penghubung yang digunakan adalah:
m Serial line, adalah alternatif termurah akan tetapi sangat tidak fleksible untuk jaringan yang besar.
m Thin coax (50 ohm), umumnya menggunakan coax tipe RG58 dan mampu untuk digunakan untuk jarak sekitar 200m pada kecepatan 10Mbps.
m Thick coax (50 ohm), umumnya menggunakan coax tipe RG8 dan mampu digunakan sampai jarak 500m tanpa repeater pada kecepatan 10Mbps.
m Twisted pair, umumnya digunakan pada kecepatan rendah 2Mbps dan untuk jarak-jarak yang tidak terlalu jauh.
m Fiber optics, umumnya digunakan untuk kecepatan sangat tinggi 100Mbps ke atas. Tentunya harganya sangat mahal.
• Jenis
perangkat keras yang digunakan juga beragam, tergantung pada metoda
akses ke media komunikasi yang digunakan. Yang cukup banyak dikenal,
seperti:
m Ethernet,
menggunakan Carrier Sense Multiple Access / Collision Detection
(CSMA/CD). Beberapa tipe Ethernet card yang banyak dipasaran menggunakan
metoda ini adalah 3COM, NE-2000, Western Digital, SMC, COMPEX.
m Token Ring,
yang lebih effektif dalam memberi kesempatan bagi setiap PC yang
tersambung ke jaringan untuk mengakses media komunikasi yang digunakan.
Teknik Token Ring digunakan oleh jaringan yang di kembangkan oleh IBM.
• Di pandang dari sudut protokol komunikasi yang digunakan, dikenal beberapa buah, seperti:
m Novell,
merupakan sistem operasi jaringan komputer yang di rancang untuk
mengkaitkan PC ke dalam jaringan antar PC yang dapat membuat harddisk
dari server / client yang ada menjadi transpran bagi satu dengan
lainnya.
m TCP/IP (Transmission Control Protocol/InterNet Protocol) yang
merupakan standard protokol pada jaringan InterNet yang tidak
tergantung pada jenis komputer yang digunakan. Dengan menggunakan TCP/IP
akan memungkinkan berbagai komputer (PC / Machintosh / Sun / HP) untuk
berinteraksi satu dengan lainnya tanpa masalah yang berarti. Barangkali
perlu dicatat bahwa TCP/IP adalah perlengkapan standard pada sistem
operasi Unix. Saat ini ada beberapa Unix untuk PC yang dapat diperoleh
secara cuma-cuma yaitu 386BSD dan Linux.
m IPX/SPX,
adalah standard protokol pada jaringan Novell untuk mengatasi masalah
internetworking pada jaringan PC yang menggunakan Novell. Pada
kenyataannya, sering kali IPX di jalankan berkaitan dengan TCP/IP karena
lebih menguntungkan.
m Protokol komunikasi Peer-to-Peer, antara lain di implementasikan pada Window for Workgroup.
• Dari
sudut perangkat lunak aplikasi yang digunakan banyak sekali yang dapat
dijadikan contoh, kami akan mencoba mengambil beberapa sampel yang mudah
di peroleh di Indonesia, seperti:
m Network Operating System (NOS),
merupakan perangkat lunak yang tersedia secara cuma-cuma berikut source
codenya. Kebetulan kami juga ikut mengembangkan perangkat ini &
dapat diperoleh langsung dari kami. Perangkat ini di rancang terutama
untuk aplikasi PC sebagai router di jaringan komputer TCP/IP yang
heterogen yang menggunakan berbagai media komunikasi. Perangkat ini
telah menjadi tulang punggung de-facto jaringan Paguyuban TCP/IP.
m Window for workgroup,
merupakan perangkat Window yang di rancang untuk komunikasi
peer-to-peer. Perangkat ini di rancang untuk memudahlan beberapa orang
agar dapat bekerjasama dalam jaringan.
WIDE AREA NETWORK
Pada WAN, umumnya menggunakan kecepatan yang relatif rendah 1200bps-250Kbps.
• Di
tinjau dari sudut media komunikasi jarak jauh yang digunakan, ada
beberapa alternatif yang mungkin digunakan di Indonesia, seperti:
m Telepon,
umumnya kita cenderung untuk berusaha menggunakan kecepatan setinggi
mungkin karena untuk menghemat biaya interlokal. Sayang sekali kondisi
telepon di Indonesia pada beberapa daerah masih kurang baik sehingga
membatasi kecepatan maksimum yang dapat di transmisikan melalui telepon.
m Sistem Komunikasi Data Paket (SKDP),
sistem ini milik PT. Telkom dan PT. Indosat. Secara teoritis seharusnya
sistem ini memberikan alternatif yang murah untuk mengembangkan
jaringan komputer jarak jauh. Keterbatasan port SKDP yang hanya di
beberapa kota di Indonesia dan pembatasan kecepatan maksimum pemakai
pada 2400bps tampaknya menghambat perkembangan sistem komunikasi jarak
jauh ini.
m VSAT,
alternatif ini merupakan usaha yang relatif baru yang memungkinkan kita
membangun jaringan komputer wilayah luas di Indonesia menggunakan
satelit Palapa. Ada beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang ini
seperti Citra Sari Makmur (CSM), Elektrindo Nusantara, Lintas Arta.
m Teknologi Packet Radio,
teknologi ini pertama kali di kembangkan dan di operasikan pada skala
besar di dunia amatir radio. Saat ini, teknologi ini merupakan salah
satu tulang punggung utama pada jaringan antar perguruan tinggi, lembaga
penelitian dan industri di Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena biaya
operasi jaringan packet radio sangat rendah. Bahkan beberapa penelitian
yang ada mengarah untuk meningkatkan kecepatan jaringan menjadi 56Kbps
dan 125Kbps menggunakan peralatan yang dikembangkan sendiri di
Indonesia. Hal ini mudah-mudahan akan memungkinkan kita untuk membangun
jaringan di Indonesia tanpa perlu terlalu banyak bergantung pada luar.
• Di tinjau dari sudut tata cara komunikasi (protokol) yang digunakan:
m X.25, adalah tata cara komunikasi antar dua buah komputer yang terkait pada Sistem Komunikasi Data Paket (SKDP).
m AX.25, adalah turunan dari X.25 akan tetapi digunakan sebagai protokol link dalam jaringan packet radio.
m TCP/IP,
merupakan tata cara komunikasi yang secara de-facto merupakan protokol
standard yang digunakan dalam jaringan komputer terbesar di dunia -
InterNet. Adalah menguntungkan jika kita menggunakan protokol ini sejak
awal karena banyak vendor / sistem operasi yang mendukung protokol
komunikasi ini.
m UUCP.
Unix-to-Unix Copy Program, awalnya dikembangkan untuk mengirimkan file
antar mesin Unix. File-file ini dapat berupa surat elektronik (E-mail)
maupun konferensi elektronik (news). Solusi ini tidak terlalu baik untuk
pengembangan jangka panjang sebuah jaringan komputer, akan tetapi dapat
digunakan untuk solusi sementara yang sifatnya darurat.
TEKNOLOGI PACKET RADIO
Selanjutnya
kami mencoba untuk menjelaskan teknologi perangkat keras yang sudah
mampu dibuat sendiri di Indonesia. Beberapa teknologi bahkan tersedia
secara cuma-cuma. Kami menggunakan perangkat lunak Network Operating
System (NOS) sebagai perangkat lunak utama yang digunakan untuk
mengoperasikan komputer mikro sebagai switch TCP/IP.
Secara
umum teknologi perangkat keras paket radio, khususnya yang tersedia di
Indonesia dapat kita bagi dalam beberapa alternatif, yaitu:
• modem sederhana 1200bps.
• menggunakan Terminal Node Controller yang ada dipasaran [37].
• Card HDLC di PC dan modem 56Kbps untuk sistem-sistem berkecepatan tinggi [38][39][40].
Mungkin
perlu dicatat bahwa pembuatan perangkat packet radio berkecepatan
56Kbps merupakan bagian dari Riset Unggulan Terpadu (RUT) yang sedang
dilakukan dalam kerjasama ITB (KBK Jaringan Komputer PAU
Mikroelektronika ITB) dan UGM (PUSKOM). Kami mentargetkan untuk
mengimplementasikan teknologi packet radio kecepatan 56Kbps ini antara
Jakarta - Jawa Barat - Jawa Tengah menggunakan dana RUT yang
mudah-mudahan dapat terealisasi pada tahun 1996 mendatang. Hal ini
diharapkan dapat menjadi terobosan di Indonesia khususnya dalam dunia
jaringan komputer.
Dalam
gambar (10). diperlihatkan diagram blok sebuah stasiun paket radio
sederhana menggunakan modem yang sangat sederhana. Modem tersebut
menggunakan one-chip modem TCM3105. Rangkaian selebihnya hanyalah berupa
level translator antara TTL dengan RS232 (+12V - -12V), dalam hal ini
kami menggunakan solusi CMOS inverter yag dapat diperoleh dengan biaya
sekitar Rp. 1.500,- sehingga dapat menekan biaya secara keseluruhan
dibandingkan menggunakan solusi yang lebih praktis menggunakan TTL-RS232
interface. Kristal yang digunakan adalah 4.4336MHz yang digunakan pada
sinyal burts PAL sehingga sangat mudah diperoleh di Indonesia. Biaya
keseluruhan modem sederhana ini sekitar Rp. 50.000,-. Rangkaian lengkap
dari modem 1200bps sederhana ini dapat dilihat pada gambar (11). Yang
perlu kita tambahkan pada komputer mikro yang kita gunakan hanyalah
perangkat lunak packet driver AX25.COM yang merupakan program resident
di komputer mikro yang bertugas untuk membentuk frame-frame AX.25. Di
atas packet driver ini kita dapat menjalan perangkat lunak NOS TCP/IP
yang menjadikan komputer mikro tsb sebagai sebuah switch dalam jaringan
komputer TCP/IP. Tentunya kerja komputer mikro menjadi terbebani karena
harus secara terus menerus memberikan servis untuk membentuk sinyal High
Level Data Link Controller (HDLC). Alternatif ini dapat berjalan cukup
baik menggunakan komputer mikro kelas 286 ke atas.
Gambar 11. Rangkaian modem sederhana 1200bps menggunakan one-chip modem TCM3105.
Dalam gambar (12). diperlihatkan diagram blok dari stasiun paket radio
yang umumnya digunakan saat ini di Jaringan komputer Paguyuban.
Peralatan inti yang digunakan adalah sebuah Terminal Node Controller
(TNC) yang berisikan sistem minimum mikroprosesor umumnya menggunakan
Z80 dan dilengkapi oleh modem 1200bps. Sistem minimum Z80 ini
menjalankan fungsi High Level Data Link Controller (HDLC) sehingga
sebagian besar kerja protokol lapisan link dapat dilaksanakan oleh
sistem minimum Z80 sehingga mengurangi beban komputer mikro yang harus
menjalankan fungsi sebagai switch TCP/IP. Peralatan Terminal Node
Controller ini cukup banyak dijual dipasaran Indonesia dengan harga yang
berkisar antara Rp. 500.000,- s/d Rp. 800.000,- per buah. Tentunya
biaya yang dikeluarkan jika TNC tsb dibuat sendiri di Indonesia lebih
rendah. Umumnya perangkat lunak Network Operating System (NOS) yang
standard dibuat untuk menggunakan TNC sebagai interface ke WAN radio.
Untuk keperluan ini telah dikembangkan protokol interface antara
perangkat lunak NOS dengan perangkat TNC. Protokol ini dikenal sebagai Keep It Simple Stupid (KISS) [41].
|
Gambar 12. Set up stasiun paket radio yang umum digunakan, terdiri dari komputer, Terminal Node Controller dan radio.
Gambar 13.
Stasiun packet radio berkecepatan tinggi 56Kbps dengan peralatan High
Level Data Link Controller Chip (HDLC) card di komputer mikro.
|
Dalam
gambar (13). diperlihatkan diagram blok dari stasiun paket radio
berkecepatan tinggi 56Kbps yang saat ini sedang dalam proses
pengembangan oleh tim ITB dan UGM. Secara umum perangkat lunak 56Kbps
terdiri dari card High Level Data Link Controller (HDLC),
modem 56Kbps yang bekerja pada 28MHz dan transverter dari 28MHz ke VHF
atau UHF. Card HDLC yang kami rancang menggunakan Zilog Z8530 yang
relatif murah tetapi handal. Di samping itu, di rencanakan agar Zilog
Z8530 tsb. dapat melakukan transfer data langsung ke memory melalui
fasilitas Direct Memory Access (DMA) sehingga mampu untuk digunakan sampai dengan kecepatan 250Kbps.
Pada
gambar (14) ditampilkan blok diagram rangkaian modulator Minimum Shift
Keying (MSK) untuk bekerja pada kecepatan 56Kbps. Shift dari frekuensi
secara presisi diatur 1/4 dari baud rate, sedang pergeseran fasa dari
frekuensi sinyal pembawa sebesar 90 derajat setiap baud interval.
Amplituda dijaga konstant bahkan lebih konstan daripada jika kita
menggunakan PSK. Modulator dibangun menggunakan dua buah double balanced modulator MC1496.
Salah satu modulator dikenal sebagai modulator "I" (in phase) sedang
yang lain adalah modulator "Q" (quadratur). Frekuensi pembawa
dibangkitkan oleh rangkaian oscillator yang beroperasi pada 27-30MHz.
Pembawa yang dimasukan ke modulator "Q" berbeda 90 derajat daripada
pembawa yang dimasukan ke modulator "I". Waveform sinyal dibangkitkan
oleh EPROM yang berisi digital state machine yang dimasukan ke dua buah digital-to-analog converter (DAC-08).
Kemudian dimasukan ke low pass filter untuk menghilangkan frekuensi
harmonik tinggi sebelum keluaran modulator "I" digabungkan dengan
keluaran modulator "Q". Dengan cara ini kita dapat menghasilkan sinyal
data yang stabil tanpa perlu khawatir kecepatan data yang dikirim.
Sebetulnya pendekatan ini dapat digunakan untuk semua macam teknik
modulasi karena sinyal waveform yang harus dikirim dapat diprogram
kedalam waveform.
Gambar 14. Blok diagram rangkaian modulator MSK berkecepatan 56Kbps.
Pada implementasi yang akan kami lakukan, kami merencanakan untuk menggunakan sebuah tracking data detector untuk
mendemodulasi data yang dikirim menggunakan MSK. Tentunya ada
alternatif implementasi lainnya yang mungkin kita gunakan untuk
mendemodulasi data yang yang dikirim tsb, seperti costas loop. Kerugian
utama digunakannya solusi costas loop adalah karena kompleksitas
rangkaian dan lambatnya locking time yang dibutuhkan. Akan tetapi costas
loop mempunyai keuntungan terutama untuk melawan S/N yang rendah. Hal
ini lebih baik dibandingkan menggunakan quadratur detector yang akan
diterangkan dibawah ini.
Pada implementasi demodulator 56Kbps, kami menggunakan detector quadratur menggunakan MC3359 yang dibantu oleh tracking data detector.
Tracking data detector pada dasarnya sebuah analog komparator yang
mempunyai tegangan ambang diantara nilai "0" dan "1". Untuk menjamin
jumlah "0" dan "1" dalam data yang dikirim seimbang, digunakan rangkaian
scrambler yang dapat dibangun menggunaan shift register dan dua buah XOR gate. Seluruh rangkaian demodulator di atur clock-nya menggunakan rangkaian Phase Lock Loop (PLL) dengan mengambil input data yang masuk untuk mengunci frekuensi yang dihasilkan oleh Voltage Control Oscillator (VCO) dalam PLL. Untuk jelasnya, dapat kita lihat blok diagram rangkaian demodulator pada gambar (15).
|
Gambar 15. Blok diagram rangkaian demodulator MSK 56Kbps.
Rangkaian transverter relatif sangat sederhana dibandingkan rangkaian lainnya apalagi dengan tersedianya Monolithics Microwave Integrated Circuit (MMIC)
dipasaran bebas dengan harga yang sangat murah. Fungsi transverter
adalah untuk mentranslasikan frekuensi operasi modem 56Kbps dari 28MHz
ke frekuensi operasi sebenarnya di VHF atau UHF. Isi transverter hanya
berupa:
• Rangkaian oscillator.
• Dua buah mixer (balanced modulator)
• Driver dan power amplifier (PA).
• Low Noise Amplifier (LNA).
Dalam implementasi transverter ini kami merencanakan untuk banyak menggunakan MMIC dan Hybrid PA untuk RF yang banyak dipasaran.
INTEGRASI DENGAN JARINGAN KOMPUTER INTERNASIONAL INTERNET
Pada kesempatan ini akan direview beberapa eksperimen yang dilakukan
beberapa peneliti yang kebetulan semuanya adalah staf di jurusan teknik
elektro ITB untuk menggabungkan jaringan komputer Paguyuban ke jaringan
komputer internasional InterNet menggunakan basis teknologi packet
radio. Tentunya ada beberapa usaha lainnya untuk mengintegrasikan
jaringan komputer Paguyuban ke InterNet yang tidak berbasis teknologi
packet radio, seperti:
|
• UUCP (Unix-to-Unix Copy Program): oleh PUSILKOM-UI dengan node yang cukup dikenal yaitu indogtw.csc.ui.ac.id.
• SKDP (X.25): oleh BPPT ke University of Aachen.
Gambar 16. Hubungan internasional menggunakan satelit berorbit polar VITASAT.
|
Secara
umum usaha untuk mengintegrasikan jaringan komputer Paguyuban dengan
jaringan komputer internasional InterNet menggunakan basis teknologi
packet radio dibantu oleh beberapa satelit komunikasi internasional.
Berdasarkan satelit yang digunakan maupun teknik komunikasinya, kita
mengenal dua kelompok yang bekerja untuk mengintegrasikan jaringan
komputer Paguyuban ini, yaitu:
• Satelit
VITASAT berorbit polar yang digunakan oleh kelompok peneliti dibawah
pimpinan Prof. Dr. Iskandar Alisyahbana [42]. Konsep dasar komunikasi
menggunakan VITASAT ini dapat dilihat pada Gambar (16) [43]. Komunikasi
internasional menggunakan VITASAT ini tidak dapat dilakukan secara real-time karena
satelit hanya berada dalam pengamatan dari satu tempat sekitar 4-5 kali
per hari. Pengiriman berita dilakukan menggunakan metoda store-and-forward melalui
komputer mikro kelas 286 [44] yang ada didalam satelit. Hubungan
komunikasi dengan satelit dilakukan pada kecepatan menengah 9600bps
[45]. Teknologi statiun bumi yang digunakan amat sangat sederhana,
menggunakan komputer mikro yang dikaitkan ke TNC dan modem 9600bps.
Total biaya untuk perangkat modem dan radio dapat diperoleh dengan biaya
sekitar $2000 sehingga sangat terjangkau bagi sebagian besar
masyarakat. Alternatif ini sangat menarik untuk solusi telekomunikasi ke
pedesaan yang jauh dari jangkauan media telekomunikasi konvensional
yang ada saat ini. Pembangunan statiun bumi satelit kelas Low Earth
Orbit (LEO) ini juga sedang dijalankan oleh Amatir Radio Club (ARC)-ITB
dengan target untuk hubungan komunikasi internasional dengan dunia
amatir radio.
Gambar 17. Percobaan integrasi jaringan komputer dengan satelit geo-stasioner ETS-V
|
• Satelit ETS-V yang berorbit geostationer yang
digunakan oleh kelompok peneliti dibawah pimpinan Ir. Utoro dari Lab.
Radar jurusan teknik elektro ITB. Satelit ETS-V menggunakan L-band
sekitar 1.2-1.5GHz sehingga dapat digunakan menggunakan stasiun bumi
yang relatif lebih sederhana dibandingkan satelit PALAPA. Keuntungan
utama yang diperoleh dengan menggunakan satelit geostationar adalah
hubungan komunikasi dengan InterNet dapat dilangsungkan secara
real-time. Percobaan umumnya dilakukan pada kecepatan relatif tinggi
38.4Kbps menggunakan modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK).
Beberapa usaha sistematis sedang berlangsung untuk mencoba
mengintegrasikan jaringan komputer melalui satelit ini dengan WAN packet
radio yang sudah operasional. Saat ini, Jepang telah mengalokasikan
waktu untuk membuka hubungan langsung antara Jepang dan Indonesia
menggunakan satelit ini untuk keperluan jaringan komputer selama 7 jam
setiap bulan (secara cuma-cuma).
Tentunya
cukup mudah bagi kita untuk membayangkan effek yang ditimbulkan dengan
adanya bantuan komunikasi satelit ini dalam mengintegrasikan jaringan
komputer Paguyuban dengan jaringan komputer internasional InterNet.
Jelas bahwa arus informasi menjadi sangat mudah dan dapat diperoleh
dengan biaya yang relatif murah. Hal ini akan menimbulkan dampak yang
sangat positif bagi proses link & match yang
sifatnya internasional; maupun penyiapan SDM di Indonesia karena secara
keseluruhan proses dapat dilakukan tanpa terikat pada dimensi ruang
maupun waktu.
Bagi
Indonesia yang sedang berkembang pembuatan satelit semacam VITASAT
(kelas MICROSAT) sangat menarik. Ada baiknya kita mengacu
pengalaman-pengalaman diberbagai negara, seperti, Korea, Jepang,
Argentina, Brasil & beberapa universitas kecil di Amerika Serikat
yang justru menggunakan jalur amatir radio sebagai media untuk alih
teknologi pembuatan & peluncuran MICROSAT. Hal ini dimungkinkan
karena biaya pembuatan satelit kelas MICROSAT sebetulnya sangat rendah
dalam orde ratusan juta rupiah. Hanya dengan melalui jalur amatir radio,
Indonesia dalam memperoleh teknologi satelit MICROSAT secara murah. Hal
ini tidak berlaku jika kita menggunakan jalur-jalur komersial untuk
memperoleh disain satelit tersebut. Usaha yang sistematis untuk mencoba
membangun SDM untuk membangun satelit mikro sedang berlangsung di IPTN,
ARC-ITB maupun KBK Jaringan Komputer PAU Mikroelektronika ITB.
INTEGRASI DENGAN TEKNOLOGI MULTI-MEDIA
Komputer
pada dasarnya adalah media digital, akan tetapi memungkinkan untuk
mengintegrasikan data analog yang umum digunakan dalam dunia komunikasi
yaitu gambar dan suara. Beberapa usaha sedang berjalan untuk
mentransmisikan sinyal-sinyal analog pada jaringan komputer ini.
Beberapa usaha pioneering untuk hal ini sedang berjalan di Indonesia,
seperti:
• Kompresi suara menggunakan metoda Code-Excited Linear Predictive (CELP)
untuk mentransmisikan suara secara real-time menggunakan jaringan
komputer packet radio dengan kecepatan 4800 bps. Implementasi CELP
menggunakan sebuah Digital Signal Processor (DSP)
NEC 77230 pada komputer mikro [46] seperti tampak pada gambar (18).
Penelitian ini dilakukan oleh rekan Armein Langi, M.Sc. dari KBK
Multimedia di PAU Mikroelektronia ITB.
• Implementasi
lainnya adalah mengintegrasikan sinyal gambar yang dapat diperoleh
dengan mudah menggunakan kamera video ke dalam jaringan komputer seperti
yang tergambar pada gambar (19). Transformasi sinyal gambar ke
informasi digital dilakukan dengan bantuan frame grabber di
komputer mikro. Ada dua buah program penelitian yang sedang berjalan
secara paralel, yaitu, (1) menggunakan fasilitas surat elektronik untuk
mentransmisikan gambar dan (2) membuka soket TCP untuk video-conference
berbasis jaringan komputer [48][49]. Perbedaannya, alternatif (1) lebih
ditujukan untuk aplikasi off-line, sedang aplikasi (2) lebih ditujukan untuk aplikasi yang sifatnya on-line dan real-time. Penelitian ini sedang dalam tahap implementasi di KBK Jaringan Komputer di PAU Mikroelektronika ITB.
• Penelitian
lainnya dilakukan oleh team yang dipimpin oleh Dr. Ir. Adang Suwandi
(EL-ITB). Penelitian yang dilakukan adalah menggunakan fasilitas
jaringan komputer untuk mengontrol beberapa sentral telepon yang
dibangun menggunakan Jaringan Saraf Tiruan. Sebagai salah satu
alternatif saluran komunikasi antar beberapa sentral telepon di atas,
sedang dikembangkan penggunaan jaringan komputer packet radio sebagai
media komunikasinya. Blok diagram sistem yang dikembangkan tampak pada
Gambar (20).
• Penelitian
lainnya dipimpin oleh Dr. Ir. Richard Mengko yang mengintegrasikan
peralatan Global Positioning System (GPS) dengan teknologi packet radio
untuk membroadcast data GPS untuk memperoleh posisi secara akurat.
Bahkan mungkin dilakukan integrasi dengan peta yng diperoleh melalui
gambar-gambar satelit.
Dengan
adanya kemungkinan untuk mengintegrasikan sinyal gambar dan suara ke
dalam jaringan komputer packet radio, tentunya kemungkinan untuk
memvisualisasikan informasi secara lebih rinci menjadi lebih terbuka.
Hal ini akan banyak sekali membantu berbagai aspek pembangunan baik yang
bersifat pendidikan, sosial, ekonomi, teknik produksi dsb.
TEKNOLOGI MIKROELEKTRONIKA
Kesinambungan perkembangan wireless computer network tidak
lepas dari kemampuan kita dalam pengadaan komponen yang dibutuhkan.
Salah satu teknologi yang sifatnya sangat strategis adalah teknologi
mikroelektronika. Saat paling tidak ada beberapa lembaga, seperti, Pusat
Antar Universitas bidang Mikroelektronika ITB, TELKOMA-LIPI, PT. LEN
Industri dan PUSILKOM-UI yang bergerak cukup aktif dibidang
mikroelektronika di Indonesia.
Dalam kaitannya dengan wireless computer network,
ada beberapa usaha yang sistematis dalam mengadakan komponen yang
nantinya mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan teknologi packet
radio ini. Komponen yang akan dituju adalah:
• Pembuatan
transistor untuk aplikasi gelombang mikro beserta rangkaian penyesuai
impedansi-nya. Rangkaian penyesuai impedansi dapat dibuat di atas
Sapphire menggunakan metoda sputtering maupun di atas PCB. Pengalaman
yang ada di Laboratorium Pemrosesan IC di PAU Mikroelektronika seudah
memungkinkan untuk melakukan uji coba pembuatan komponen jenis ini.
• Langkah
selanjutnya adalah mengintegrasikan transistor gelombang mikro tsb.
menjadi sebuah rangkaian terintegrasi untuk keperluan gelombang mikro.
Hal ini akan dilakukan berkenaan dengan program Riset Unggulan Terpadu
(RUT) 3 yang dikelola oleh Dewan Riset Nasional (DRN).
• Pembuatan
rangkaian terintegrasi untuk MODEM berkecepatan tinggi. Hal ini tengah
diusahakan untuk menjadi bagian dari kegiatan penelitian untuk
memfabrikasi IC menggunakan metida gate array yang sudah tersedia
fasilitasnya di Indonesia. Dana untuk keperluan ini akan diusahakan dari
Riset Unggulan Terpadu (RUT) 3 yang merupakan kerjasama antara
LIPI-TELKOMA dan PAU Mikroelektronika ITB.
Tentunya
masih banyak lagi aplikasi mikroelektronika di Indonesia. Untuk saat
ini paling tidak ke dua komponen di atas yang mempunyai nilai strategis
dalam membantu perkembangan jaringan komputer tanpa kabel di Indonesia.
PERSIAPAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMBANGUN JARINGAN KOMPUTER
Keterangan
yang kami jelaskan di atas umumnya merupakan review dari berbagai
kemungkinan aplikasi maupun teknologi yang ada. Dalam mempersiapkan dan
mengambil keputusan dalam membangun jaringan komputer, ada beberapa
langkah yang perlu dilakukan:
• Pengambilan keputusan tingkat kompleksitas jaringan, antara lain yang sering ditanyakan adalah:
m Apa fungsi utama jaringan komputer yang kita kembangkan?
m Apa aplikasi utama yang akan dijalankan oleh jaringan komputer yang dikembangkan?
m Bagaimana tingkat kompleksitas sistem komputer yang terkait ke jaringan?
m Apakah jaringan ini direncanakan untuk berkaitan dengan jaringan-jaringan lain yang berjauhan?
Tentunya
penentuan teknologi yang akan digunakan akan sangat bergantung pada
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas.
• Faktor
lain yang sering terlupakan / dilupakan dalam men-set up sebuah
jaringan komputer adalah masalah penanganan masalah operasional
sehari-hari jaringan:
m Perlu
dipikirkan untuk membiayai seorang operator jaringan untuk menangani
operasi sehari-hari jaringan. Barangkali lulusan D3 yang didik khusus
tentang operasional jaringan akan merupakan aset yang sangat
menguntungkan dalam operasional jaringan. Tugas operator antara lain,
set-up account, melihat performance jaringan, set-up berbagai perangkat
yang terkait ke jaringan, set-up routing, proteksi dan monitor masalah
virus dll.
m Perlu
dipikirkan supaya tidak tergantung pada satu jenis perusahaan dalam
penyediaan peralatan yang dibutuhkan. Oleh karenanya sedapat mungkin
digunakan peralatan yang menggunakan standard yang diakui secara
bersama.
m Menyiapkan
diri untuk melakukan training-training secara reguler supaya personil
yang ada dapat secara terus mengikuti perkembangan yang ada. Tentunya
jika konferensi elektronis dapat diaktifkan dan dioperasikan,
kemungkinan tidak diperlukan kursus-kursus reguler ini.
• Dari
segi set-up peralatan jaringan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan
supaya operasi jaringan dapat berjalan lancar.
m IP
address, harus dikoordinasikan dengan NIC DDN di Palo Alto, Amerika
Serikat. Kebetulan untuk wilayah Bandung, kami saat ini bertindak
sebagai point-of-contact NIC DDN yang dapat memberikan alokasi IP
address kelas C.
m hostname,
nama mesin yang akan di kaitkan terutama jika akan dikaitkan dalam
Jaringan Wilayah Luas (WAN) TCP/IP. Hostname ini menggunakan struktur
domain. Untuk Indonesia kita mengenal beberapa domain, seperti:
« *.ac.id = untuk institusi akademik di Indonesia.
« *.co.id = untuk institusi komersial di Indonesia.
« *.or.id = untuk institusi LSM di Indonesia.
Sebagai
contoh, saat ini kita mengenal itbgtw.itb.ac.id yang merupakan Gateway
jaringan packet radio di Bandung yang terletak di ITB.
m koordinasi
dengan berbagai sysop, terutama untuk routing dan meng-up date domain /
hostname dari komputer-komputer yang terkait.
m topologi
jaringan, perlu diperhitungkan masak-masak terutama dalam kaitannya
beban traffic yang ada di jaringan, routing, memudahkan program aplikasi
di jaringan.
Mudah-mudahan
keterang-keterangan di atas ini dapat memberikan gambaran tentang
langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mempersiapkan / membangun
sebuah jaringan komputer.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Onno W. Purbo, "An alternative approach to built low cost TCP/IP-based Wide Area Network in Indonesia," the South East Asia Regional Computer Confederation (SEARCC) '92 regional conference, Kuala Lumpur, 14 August 1992.
[2] Onno W. Purbo, "The building of information infra-structure to sustain the current growth in Indonesia," The
Canadian Association for the Studies of International Development
(CASID) conference, Carleton University, Ottawa, 7-9 June 1993.
[3] O.W. Purbo, "Development of Low Cost Wide Area Network in Indonesia," Journal of Scientific Indonesia, Vol. 1, No 1, October 1991.
[4] Onno W. Purbo, "Low cost strategies for a sustainable microelectronics information system," MICRO'93, Surfers Paradise, Queensland, Australia 5-8 October 1993.
[5] Trudy E. Bell, "Telecommunications," IEEE Spectrum, pp. 22-25, Jan. 1994.
[6] T. Katayama, "Rural radio telephony system", NTT Rev., vol. 1, no. 3, pp. 90‑95, 1989.
[7] A. Saburi, M. Murakami, K. Ikeda, T. Hiyama, "Radio access system for ISDN", NEC Res. Dev., Special Issue, pp. 78‑90, 1987.
[8] Onno W. Purbo, "Alternatif untuk menyiapkan sumber daya manusia untuk industri," Pikiran Rakyat, 27 August 1992.
[9] Onno W. Purbo, Heru W. Poerbo dan Hasan Poerbo, "Jaringan informasi untuk pengembangan wilayah pedesaan," KOMPAS, 6 July 1992.
[10] O.W. Purbo, YC1DAV/VE3, "Sistem komunikasi data paket radio amatir," majalah Elektron, th. XIV, no. 38, hal. 3815-3820, 1990.
[11] O.W. Purbo, "Jaringan komputer biaya murah menggunakan radio," KOMPAS 30 Desember 1990.
[12] Onno W. Purbo, "Membangun Indonesia dari bawah bertumpu pada pengembangan teknologi informasi jaringan komputer: sebuah kisah nyata," Seminar Hari Pendidikan Nasional, Indonesian Consulate in Toronto, 8 May 1993.
[13] P.R.Karn, KA9Q, "Amateur TCP/IP: an update," Proceedings 7th ARRL Computer Networking Conference, pp. 115‑121, 1988.
[14] O.W. Purbo, YC1DAV/VE3, Armein Langi, VE4ARM, dan Suryono Adisoemarta, YG1QN/N5SNN, "Alternatif pengembangan jaringan komputer biaya murah: sebuah studi kasus," Seminar & Kongres PERMIKA, Toronto, 14-15 September 1991.
[15] Onno W. Purbo, "Kemungkinan merekayasa teknologi packet radio di Indonesia," Joint LAPAN-DLR Workshop on Communications via Terrestrial Networks and-or Satellites, Jakarta, 30 September - 1 Oktober 1993.
[16] Phil Karn, KA9Q, "TCP/IP: A proposal for amateur packet radio levels 3 and 4," Proceedings 4th ARRL Computer Networking Conference, hal. 4.62‑4.68, 1985.
[17] Phil Karn, KA9Q, "Amateur TCP/IP: an update," Proceedings 7th ARRL Computer Networking Conference, hal. 115‑121, 1988.
[18] Terry L. Fox, WB4JFI, "AX.25 amateur packet‑radio link‑layer protocol : version 2.0 October 1984," American Radio Relay League, 1984.
[19] T. Fox, WB4JFI, "Proposed AX.25 level 2 version 2.0 changes," Proceedings ARRL 7th Computer Networking Conference, hal. 58‑64, October 1988.
[20] E.L. Scace, K3NA, "Overview of ARRL digital committee proposals for enhancing the AX.25 protocols into revision 2.1," Proceedings ARRL 7th Computer Networking Conference, hal. 150‑152, October 1988.
[21] T. Fox, WB4JFI, "AX.25 network sublayer protocol recommendation," Proceedings 3rd ARRL Computer Networking Conference, hal. 3.23‑3.29, 1984.
[22] CCITT Recommendation X.25, Interface
between Data Terminal Equipment (DTE) and Data-Circuit Terminating
Equipment (DCE) for Terminals Operating in the Packet Mode on Public
Data Networks.
[23] W. Stallings, Handbook of computer communications standards: local network standards, vol. 2, MacMillan Book, 1987.
[24] J. Postel, "RFC 791: Internet Protocol (IP)," InterNet Network Working Group, September 1981.
[25] J. Postel, "RFC 792: Internet Control Message Protocol," InterNet Network Working Group, September 1981.
[26] D.C. Plummer, "RFC 826: An Ethernet Address Resolution Protocol," InterNet Network Working Group, November 1982.
[27] R. Braden, "RFC 1122: Requirements for InterNet Hosts - Communication Layers," InterNet Network Working Group, October 1989.
[28] R. Barden, "RFC 1123: Requirements for InterNet Hosts - Application and Support," InterNet Network Working Group, October 1989.
[29] J. Postel, "RFC 793: Transmission Control Protocol," InterNet Network Working Group, September 1981.
[30] J. Postel, "RFC 768: User Datagram Protocol," InterNet Network Working Group, Agustus 1980.
[31] J. Reynolds dan J. Postel, "RFC 1010: Assigned Numbers," InterNet Network Working Group, May 1987.
[32] J. Postel, "RFC 821: Simple Mail Transfer Protocol," InterNet Network Working Group, Agustus 1982.
[33] J. Postel dan J. Reynolds, "RFC 854: Telnet Protocol Specification," InterNet Network Working Group, May 1983.
[34] J. Postel dan J. Reynolds, "RFC 959: File Transfer Protocol (FTP)," InterNet Network Working Group, October 1985.
[35] M.T. Horne, KA7AXD, "Finger ‑ a user information lookup service," Proceedings 7th ARRL Computer Networking Conference, hal. 83‑86, 1988.
[36] J. Case, M. Fedor, M. Schoffstall dan C. Davin, "RFC 1098: A Simple Network Management Protocol," InterNet Network Working Group, April 1989.
[37] P.R. Karn, KA9Q, H.E. Price, NK6K dan R.J. Diersing, N5AHD, "Packet radio in the amateur service," IEEE Journal on Selected Areas in Communications, vol. SAC‑3, hal. 431‑439, 1985.
[38] M. Chepponis, K3MC dan B. Mans, AA4CG, "A totally awesome high‑speed packet radio I/O interface for IBM PC/XT/AT/386 and Macintosh II computers," Proceedings ARRL 7th Computer Networking Conference, hal. 36‑40, October 1988.
[39] D.A. Heatherington, "A 56 Kilobaud RF Modem", Proceedings 6th ARRL Computer Networking Conference, Redondo Beach, pp. 68‑75, 1988.
[40] Phil Karn, KA9Q, "WA4DSY 56 bpsk modem", TAPR Meeting, Tucson, AZ, 1988.
[41] M. Chepponis, K3MC dan P. Karn, KA9Q, " The KISS TNC: A simple host‑to‑TNC communication protocol," Proceedings 6th ARRL Computer Networking Conference, Redondo Beach, pp. 38‑43, 1988.
[42] Suryono Adisoemarta and Onno W. Purbo, "Aplikasi Teknologi Radio Paket dan Satelit Dalam Jaringan Data Komputer Nusantara," Seminar PERMIAS, Houston, 28 August 1993.
[43] Tom Clark, W3IWI, "AMSAT's MICROSAT/PACSAT PROGRAM," Proceedings 7th ARRL Computer Networking Conference, 1988.
[44] O.W. Purbo, "Teknologi mikroelektronika untuk satelit Palapa," KOMPAS Januari 1991.
[45] M.Davidoff, K2UBC, The satellite experimenter's handbook, 2nd edition, American Radio Relay League, 1990.
[46] Armein Langi dan W. Kinsner, VE4WK, "CELP high-quality speech processing for packet radio transmission and networking," Proceedings 9th ARRL Computer Networking Conference, London, Ontario, Canada, pp. 164-169, 1990.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar